Perempuan Dalam Media |
Media merupakan sarana dalam
edukasi, entertain, serta penyampaian
informasi. Namun seiring berjalannya waktu fungsi-fungsi tersebut menjadi
bergeser hingga akhirnya seperti yang sering kita lihat di media-media sekarang khususnya media audio
visual yang menjadikan perempuan menjadi objek dalam penyiarannya.
Beri saja contoh iklan oli untuk mobil
ataupun iklan yang selayaknya dibintangi
oleh laki-laki, namun dalam hal ini perempuan malah menjadi objeknya ataupun
salah satu media cetak harian di Aceh yang menuliskan sebuah profil tentang
produk tenologi, selalu saja perempuan menjadi objeknya (ini sempat di protes
oleh salah satu pembacanya).
Alih-alih membuat nama media tersebut
famous atau mungkin naik daun dan membuat para penikmat media menjadi lebih
tertarik, namun dalam etika bermedia sangatlah tidak sesuai.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun
sudah beberapa kali me-warning beberapa media untuk mengurangi hal-hal
tersebut, namun tampaknya hal tersebut hanya dianggap angin lalu saja bagi
media yang menampilkan perempuan sebagai objek.
Jika dilogika-kan, mungkin tak masalah
jika perempuan menjadi objek dalam media untuk menarik konsumen dalam memajukan
rating medianya, namun dalam beberapa hal ini sangatlah bertentangan. Sempat beberapa
iklan yang menjadikan dan menampilkan lekuk tubuh perempuan secara kurang
bahkan sangat tidak sopan.
Tak hanya pada media audiovisual dan
visual nperempuan dijadikan objek dalam media, namun juga di media audio
seperti radiopun tak lepas menjadikan perempuan menjadi objek yang melenceng
dalam media yang dalam hal ini adalah suara perempuan tersebut.
Nah, maka dari itu kita sebagai penerus
yang akan berkecimpung lebih dalam ke media-media agar tidak menjadikan
perempuan sebagai nilai jual media. Karena perempuan adalah makhluk yang
diciptakan sangat spesial, bukan untuk dipamerkan.
menampilkan "wanita" seakan menjadi tantangan menarik bagi 'sebagian orang'.
BalasHapussungguh sangat disesalkan ...
BalasHapus