foto ilustrasi : google |
Tak dapat dipungkiri
bahwa pulang kampung adalah suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu bagi
mahasiswa, terlebih mahasiswa rantauan yang menuntut ilmu ke Banda Aceh. Setiap
tahun menjelang liburan pergantian semester menjadi momen yang sangat tepat
kembali ke kampung halaman menjumpai orang tua dan sanak saudara lainnya untuk
melepas rindu.
Berbeda halnya dengan
saya. Saya terlahir di Banda Aceh. Keluarga besar saya-pun sebagian besar
berdomisili di Banda Aceh. Maka jika tiba liburan pergantian semester merupakan
waktu yang sangat membosankan untuk saya. Bayangkan, teman-teman pada pulang ke kampungnya,
otomatis Banda Aceh sepi dan disisi lain kemacetan pun berkurang.
Namun walaupun saya
terlahir di Banda Aceh, saya tinggal di Aceh Besar tepatnya di Lamreung. Memang jika di
logikakan, setiap hari saya selalu pulang kampung antara Banda Aceh dan Aceh
Besar. Tapi Lamreung itu hanyalah sebuah tempat tinggal, dan itupun baru 10
tahun saya menetap disitu.
Dilihat dari segi
silsilah, Ayah saya berasal dari Sigli, sedangkan Ibu berasal dari Meulaboh,
Aceh Barat. Membingungkan memang, jika
ditanyai orang, “Dara kampungmu dimana?” atau “Dara asal mana?”, kontan saja
itu pertanyaan yang membuat saya pusing tujuh keliling. Haruskah saya
menjelaskan sebegitu detailnya??? Ckckckckckk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar